Penerbit : DAR! Mizan
Tahun Terbit : 2018
Jumlah halaman : 92 hlm.
Nomor ISBN : 978-602-420-707-6
Harga Buku : 20.000
Profil Penulis
Nabilah Izzati Zahirah. Lahir di
Bontang, Kalimantan Timur. Pada tanggal 14 Desember 2005. Merupakan anak
pertama dari pasangan Bapak Ali Husni dan Ibu Lilis Setyowati. Beberapa bukunya
yang sudah terbit ialah Pita Persahabatan (2016), The Friendship of Erminova
(2016), Diary Persahabatan (2017), dan Petualangan Seru Selena (2017). Semuanya
adalah terbitan DAR! Mizan. Bagi yang ingin menghubungi Nabilah bisa melalui
email : nabilahzahirah94@yahoo.com atau Facebook : Nabilah Zahirah
Daftar Isi
Vila Tante Dita (hal.9)
Sumur Jackendark (hal.20)
Berita Koran (hal.29)
Warga Mawar Sari (hal.38)
Sumur Eksekusi (hal.48)
Anastasia (hal.58)
Pulang (hal.68)
Masuk Koran (hal.77)
Sinopsis
Annisa dan Dina, si kembar yang
berbeda hobi dan sifat ini berlibur bersama kedua sepupu mereka yang juga
kembar, namanya Lala dan Sisi. Mereka berempat berlibur ke Vila Reva, vila
milik Tante Dita. Waaah ... mereka bersorak kegirangan! Tapi ternyata di dekat
vila Tante Dita itu ada satu sumur tua yang sudah banyak memakan korban.
Menurut cerita, semua itu akibat hal-hal mistis yang telah berlangsung sejak
zaman penjajahan Spanyol. Annisa, Dina, Lala, dan Sisi menjadi penasaran.
Mereka pun sepakat untuk menyelidikinya. Apa hasil penyelidikan mereka, ya?
Apakah mereka berhasil mengungkap misteri yang sudah berlangsung lama itu?
My Impression
Ketika membaca bagian pertama cerita,
dalam hati ku berkata, "Waaah ... ini benar-benar bahasa anak-anak
banget." Seketika langsung ingat deh waktu zaman SD dulu. Iseng-iseng
nulis cerita di buku tulis atau buku diary. Kadang suka senyum-senyum sendiri
ketika baca tulisanku. Atau lebih tepatnya, malu sendiri. Kalau dibandingkan dengan cerita Nabilah, cerita karanganku waktu SD masih bisa dibilang cukup kacau balau. Haha
Menurutku di cerita Misteri Sumur
Angker ini terlalu banyak tokoh. Ya mungkin penulis bermaksud untuk membuat
suasana lebih seru, karena kan ceritanya mereka lagi liburan. Tapi di dalam
cerita ini, hanya ada beberapa tokoh saja yang berperan penting. Yang lain
terlihat seperti "hiasan" saja.
Tokohnya banyak ya, ada si kembar
Annisa dan Dina. Sepupu mereka, si kembar Sisi dan Lala. Tente Dita, lalu
anaknya Tante Dita, Reva. Dono, Indah, adiknya Dono. Rhoni, Sarah Atikah, Bu Indri, Bu Desy, dan juga
Anastasia.
Ide ceritanya bagus. Ingin membuktikan
kepada semua orang, khususnya "orangtua zaman dulu" bahwa tidak semua hal yang terjadi di sekitar kita selalu berhubungan dengan hal mistis. Padahal banyak kok kejadian-kejadian yang bisa dibuktikan dengan ilmu pengetahuan.
Ada beberapa bagian cerita yang kurang aku mengerti. Misalnya seperti pada halaman 22 berikut ini : Masyarakat kampung menyebutnya Sumur Jackendark. Memang, sekilas kita pasti heran, mengapa warga kampung tersebut menggunakan nama khas orang bule? Bukan. Sebenarnya itu adalah nama seseorang. Beberapa tahun yang lalu, ada seorang turis asal Negeri Kangguru alias Australia. Namanya adalah Michael Jackendark ... dst.
Yang aku gak ngerti itu adalah maksud dari kata "bukan" itu apa ya? Bukankah Jackendark itu nama orang bule? Apakah teman-teman ada yang bisa jelasin?
Lalu pada halaman 26. Ceritanya begini : Indah tiba-tiba tergelincir air dekat sumur. Hujan, kan barusan reda. Tanpa ba-bi-bu, anak umur enam tahun itu pun jatuh ke sumur.
Yang aku gak ngerti adalah apakah sumurnya rata dengan tanah? Biasanya kan tembok pembatas sumur tuh suka tinggi-tinggi gitu. Lalu dari zaman dahulu, sumur itu gak pernah ditutup ya? Hahaha ... ya ampun, maafkan logikaku yang tidak sejalan dengan dedek Nabilah ini.
Naaah ada juga nih bagian cerita yang bikin aku penasaran. Jadi di kampung Mawar Sari ini setiap tahun diadakan pameran daur ulang. Barang-barang yang dipamerkan adalah barang-barang bekas yang sudah disulap menjadi barang-barang imut nan bermanfaat oleh anak-anak kampung. Terus masing-masing anak menerangkan cara membuat barang yang mereka buat.
Aku penasaran banget nih, barang-barang nan imut dan bermanfaat itu apa sih contohnya?
Lalu penyelesaian masalahnya menurutku agak kurang pas. Pertama, Di sini kan ceritanya Dina ini lebih percaya pada rumor yang beredar di masyarakat mengenai sumur angker tersebut. Hal-hal yang berbau mistis. Tapi di bagian akhir-akhir cerita malah tiba-tiba muncul Anastasia yang dengan "mudahnya" membuat Dina yakin bahwa semua kejadian yang berhubungan dengan sumur itu bisa dibuktikan dengan fakta ilmiah. Kedua, tidak ada tindak lanjut atau saran, apa yang harus dilakukan oleh masyarakat agar sumur angker itu tidak membahayakan dan memakan korban lagi. Padahal di sana ada orang dewasa seperti Tante Dita dan juga para guru, yang bisa memberi saran atas masalah sumur tersebut. Jadi di sini mereka hanya memberi tahu bahwa hal-hal mistis yang masyarakat Kampung Mawar Sari yakini tentang sumur Jackendark ini adalah kurang tepat.
My Favorite Part
Di kampung itu, penduduknya sangat ramah dan peduli dengan alam.
Mereka tidak mau memetik bunga seenaknya, membuang sampah sembarangan, menebang pohon, dan ... pokoknya tidak merusak lingkungan, deh!
Pokoknya liburan kali ini adalah liburan mereka yang lain daripada yang lain. Mereka ingat bahwa ada PR Bahasa Indonesia. PR-nya adalah menulis cerita selama liburan (Seperti biasa ya, tugas Bahasa Indonesia memang rata-rata begitu). Oh ya, mereka berempat itu (Annisa, Dina, Sisi, dan Lala), sekelas. lho! Nah, mereka kan liburannya sama, berarti ceritanya juga sama, dong?
Enggak, kok! Sebab, setiap penulis pasti memiliki cara yang berbeda-beda untuk menyampaikan isi ceritanya, meski intinya sama. Kalimatnya, tentu saja berbeda-beda. Enggak mungkin sama persis, kan? Waduh, kalau sama persis, bisa berabe, tuh! Hehehe ....Judul cerita mereka pun berbeda-beda. Cerita karangan Annisa berjudul Sumur Tua Pemakan Korban. Cerita karangan Dina berjudul Teror Sumur Tua. Cerita karangan Sisi berjudul Monster dalam Sumur. Sementara cerita karangan Lala berjudul Ke Manakah Mereka?
Wah.. novel kkpk ya.. anakku juga suka baca karya - karya kkpk. Baik yang novel ataupun yang komik.
BalasHapusKalo mau lihat boleh mampir ke youtube: princess topeng merah.
Dia baru belajar review ๐คญ
Mudah-mudahan suatu hari nanti dia bisa review buku seperti Vita ya aamiin
Keren kecil2 udh nulis novel, imajinasinya tinggi ๐
BalasHapusWah, pesan yang disampaikan sangat sarat makna ya. Keren banget penulisnya bisa mempublish karya cetak sejak kecil, hehe.
BalasHapusPengen jadi penulis yg mengajak org² berpetualang melalui tulisan๐
BalasHapusJadi penasaran sama cerita lengkapnya, mbak. Bisa buat nambah koleksi buku di Akwayan Pustaka, nih. Btw, dari covernya bayangan kita sumurnya ada pembatasnya, wkwk, tapi diceritanya anak umur tahun langsung jatuh ke sumur setelah kejadian tergelincir. Ya, meski ada kekurangan dalam penggambaran detailnya acungi jempol buat Dek Nabilah. Udah bisa nerbitin buku. Aku kalau disuruh buat juga belum tentu bisa, wkkw -Ami-
BalasHapusWah ini ceritanya dibuat adek-adek ya, keren banget bisa bikin kaya gini.. kekurangannya mungkin bisa diasah dikit-dikit, soalnya dia udah jago merangkai cerita gini.. salut!
BalasHapusLucu banget ya ide penulis untuk menggabungkan fakta-fakta science dalam ceritanya, jadi anak-anak bisa belajar untuk berpikir rasionalis dan ngga semua hal dikaitkan dengan hal-hal mistis haha.. kebiasaan orang tua kita, dan kita sekarang kalau mau cepet ngasih tau anak-anak/sepupu biar nurut, pasti ditakutin sama hantu-hantu haha
BalasHapuswaktu kecil aku suka baca novel yang tokohnya buanyak banget, lama-lama jadi kebolak-balik si A, si B, si C ini tadi siapa yaa. trus ngulang dari awal biar mudeng alurnya secara keseluruhan ๐
BalasHapusaku punya novel KKPK, iya sih sometime agak ada yang aneh di tata bahasa, tapi dimaklumi karena itu anak2 dan menurut aku sudah hebat sekali lho ya bisa tahan berhari2 buat menyelesaikan 1 novel dengan cerita yang runut. tapi...kan ada penyunting ya? apa sama penyuntingnya sengaja di biarkan keasliannya ya?
BalasHapus