Hallo ... hallo ... temaaan
Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat-sehat yaa.
Kalian masih ingat, kapan virus covid-19 menyerang
Indonesia? Kira-kira sudah setahun lebih ya. Kalau diingat-ingat lagi, betapa
chaos-nya seluruh dunia pada saat itu. Pembatasan sosial berskala besar atau
PSBB terjadi di mana-mana. Masyarakat diharuskan melakukan semua aktivitasnya
di dalam rumah. Bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, dan kegiatan lainnya
diusahakan untuk dilakukan di rumah saja.
Siapa Saja yang Terkena Dampak Pandemi Covid-19 ini?
Aku yakin semua masyarakat terkena dampaknya. Misalnya orangtuaku,
yang tadinya biasa buka toko dari pukul 6 pagi sampai pukul 9 malam, sekarang
hanya buka sampa jam 6 sore saja. Pendapatan pun menurun drastis. Toko menjadi
sepi, jarang ada pembeli. Ya tentu saja, karena para pembeli juga terkena
dampak dari pandemi ini. Benar-benar membuat panik di mana-mana.
Aku pun begitu, kantor memberlakukan WFH alias work from
home. Yang tadinya kerja dari hari senin sampai jumat, menjadi seminggu dua
kali saja.
Kegiatan Selama Pandemi
Daripada stres memikirkan covid-19, aku memilih untuk
bersikap tenang dan melakukan hal-hal yang positif. Juga tidak lupa
mengindahkan anjuran dari pemerintah dengan melakukan 3M. Memakai masker,
mencuci tangan, dan menjaga jarak aman.
Salah satu hal yang aku lakukan untuk menenangkan diri dan
mengurangi rasa bosan selama di rumah, yaitu dengan mengikuti kelas menulis
cerita anak secara online. Ada beberapa kelas menulis cerita anak yang aku
ikuti selama pandemi ini, namun kelas yang paling aku sukai adalah kelas
menulis online ruang aksara.
Kelas Menulis Ruang Aksara
Pada suatu hari, ketika aku sedang scroll instagram, tiba-tiba aku
menemukan salah satu postingan kelas menulis online yaitu belajar menulis cerita
anak bersama Mbak Dewi Rieka. Aku antusias banget dong, karena lagi
suka-sukanya nulis cerita anak, eh malah nemu kelas menulis online yang
harganya terjangkau banget. Haha
Ditambah lagi, mentornya itu Mbak Dewi Rieka lho. Salah satu
penulis kece yang sudah menerbitkan banyak buku. Diantaranya, Rambut Panjang
Alika dan Petualangan Rumi. Keren kan?
 |
Sumber Foto : Instagram Ruang Aksara |
Nah, sesuai dengan jadwal, kelas menulis cerita anak bersama Mbak
Dew ini dilaksanakan selama dua hari. Jadi pemberian materinya selama dua hari ya, guys.
Hari pertama, pertemuan dilakukan melalui zoom meeting. Pas
hari pertama ini aku agak kurang fokus ya. Karena aku masuk kelasnya telat,
udah gitu di rumahku berisik. Tapi untunglah sang mentor sangat baik hati
sekali, beliau memberikan materi hari pertama berupa video. Jadi bagi peserta
yang tidak bisa hadir atau kurang fokus seperti aku, bisa
tetap mempelajari materi yang tertinggal.
Hari kedua, kelas dilaksanakan melalui WAG. Nah di hari
kedua ini, selain diberikan materi, Mbak Dew juga memberikan tugas. Para
peserta harus menulis cerita anak. Temanya ada 4, yaitu persahabatan, makanan,
hobi, dan bebas. Dan setiap peserta, bebas memilih salah satu dari keempat tema tersebut. Oya, sepertinya Mbak Dew memberikan opsi tema "bebas" karena tidak
ingin menyulitkan para pesertanya ya. Hihi.
Kelas menulis cerita anak bersama Mbak Dewi Rieka ini seru
banget deh. Selain karena materinya oke, jujur saja, aku merasa kalau Mbak Dew
itu orangnya ramah dan baik. Terlihat dari cara beliau menyampaikan materi,
baik di zoom maupun di WA. Walaupun belum pernah bertemu langsung dengan beliau,
entah mengapa aku sudah merasa akrab. Hahaha.
Kalau kalian mau mengetahui lebih jauh tentang ruang aksara,
silakan lihat di sini.
Tugas Menulis Cerita Anak
Tugas kali ini aku memilih tema hobi. Aku membuat cerita tentang Tina, anak SD yang hobi menyanyikan lagu-lagu wajib nasional dan
lagu-lagu daerah. Tina ini dianggap tidak asyik dan kuno, karena
teman-temannya yang lain lebih menyukai musik k-pop atau korean pop. Jenis musik populer berasal dari korea
selatan. Pada tahu kan?
Setelah selesai membuat cerpen, aku upload deh tugas tersebut
di WA grup. Semua cerpen yang sudah ditulis oleh para peserta, diperiksa
satu-satu lho. Mbak Dew juga memberikan koreksian atau masukkan. Sehingga kita
bisa tahu, apa saja yang kurang dari cerpen yang kita tulis.
Contohnya seperti cerpenku ini, judulnya "Sang Idola".
Masukkan dari Mbak Dew diantaranya sebagai berikut:
1. Usia dan kelas Tina sebaiknya ditulis. Agar pembaca lebih
mengenal Tina.
Benar juga. Diawal aku gak ngasih tahu Tina ini anak kelas 5
SD. Mungkin para pembaca akan tahu, pas sudah masuk bagian akhir cerita.
Harusnya diawal sudah dikasih tahu ya, agar pembaca tidak bingung sebenarnya
Tina ini usianya berapa sih.
2. Alasan Tina menyukai lagu wajib nasional dan lagu daerah
itu apa?
Memang aku tidak menyertakan alasan itu, karena memang pada
saat membuat cerpen tidak kepikiran alasannya. Haha. Jadi lebih baik ceritakan
alasannya ya, biar ceritanya jelas gitu.
3. Ada kata "Ibu mengamuk" lebih baik diganti jadi
Ibu mengomel.
Iya ya, lebih enak kata "mengomel" dari pada kata "mengamuk".
Kalau mengamuk itu kesannya seperti beruang yang sedang mengamuk. Hehe.
4. Ada adegan di mana Tina ini menyanyikan lagu wajib di
kamar mandi sambil pup. Mbak Dew memberi saran agar bagian itu diganti saja,
karena kurang enak ya, masa nyanyi lagu wajib nasional sambil BAB.
Sebenarnya aku nulis adegan itu biar ada lucunya
gitu. Namun memang terlihat kurang etis ya, nyanyi sambil pup. Ya kalau lagi
pup, lebih baik konsentrasi saja ya, biar cepet kelar.
5. Perpindahan antar adegan diberi tanda ***
Jadi jangan tiba-tiba pindah gitu. Misal di paragraf
sebelumnya Tina ada di kamar mandi, tapi di paragraf selanjutnya tiba-tiba Tina
sudah ada di ruang kelas.
Saran Untuk Penulis Pemula
Jadi guys, sebelum aku ikut kelasnya Mbak Dewi Rieka ini,
aku pernah ikutan kelas menulis cerita anak secara online bersama mentor yang
lain juga. Awalnya aku ngerasa seneng ya, dikasih materi tentang menulis cerita anak, dikasih tugas menulis cerita, lalu cerita anak tersebut dibukukan. Yeay, punya
buku antologi cerita anak. Horeeee.
Eits, tunggu dulu. Bukannya aku mau menjelekkan kelas
menulis yang lain ya, tapi aku mau ngasih saran aja nih, buat para penulis
pemula seperti aku.
Sebelum ikut kelasnya, tanyakan beberapa hal terlebih
dahulu.
Di setiap postingan kelas menulis, pasti ada kontak yang
bisa dihubungi dong. Nah, kalian tanyakan beberapa hal tentang kelas menulis
tersebut.
Tanyakan apa saja yang akan kalian dapatkan di kelas menulis
itu? Materi menulis? Sudah pasti ya, karena itu yang utama.
Nah, ada lagi yang tak kalah penting. Tanyakanlah apakah nanti kalian
akan diberi tugas untuk menulis cerpen? Apakah tugas tersebut akan diperiksa
dan dikoreksi oleh mentor? Seperti yang dilakukan Mbak Dewi Rieka dalam kelas menulisnya.
Itu hal yang sangat penting sih menurutku, karena dari tugas itulah kita bisa
mengetahui kekurangan cerita yang kita tulis, lalu memperbaikinya.
Sebenarnya dulu pas ikut kelas menulis bersama ruang aksara,
aku gak menanyakan hal itu. Tapi ya, aku beruntung banget bisa menemukan kelas
menulis sekeren itu. Dengan harga yang sangat terjangkau, aku juga bisa dapat
ilmu yang luar biasa.
Jadi kalau mau ikut kelas menulis, tanya-tanya dulu saja ya!
Jangan tergoda dengan "Menerbitkan Buku"
Banyak nih penulis pemula yang tergoda oleh "semua
cerita akan dibukukan", termasuk aku. Hahaha.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menerbitkan buku.
Namun menurut pengalamanku, kelas menulis yang menjanjikan untuk menerbitkan
buku, biasanya tidak memeriksa atau mengoreksi tulisan para peserta. Apakah
jalan ceritanya sudah benar? Apakah konfliknya datar? Apakah judul ceritanya
sudah menarik? Dan hal yang lainnya.
Contohnya seperti beberapa cerpenku yang sudah dibukukan.
Setelah mengikuti kelas Mbak Dewi, aku merasa cerpenku benar-benar memiliki
kualitas di bawah standar. Ada cerpen yang konfliknya datar, ada yang judulnya
kurang menarik, pokoknya banyak deh. Huft, aku jadi merasa malu sendiri. Huhu.
Oya menurutku, tujuan utama mengikuti kelas menulis adalah agar
kita bisa menulis dengan baik dan benar. Agar kita bisa punya tulisan dengan
kualitas yang baik. Jadi jangan terlalu terburu-buru menerbitkan buku deh. Yups, begitulah saran dari aku.
Oke, segitu dulu ya teman-teman. Semoga tulisanku
bermanfaat. Dadaaaaah